MAKALAH SOSIOLOGI-ANTROPOLOGI
PENDIDIKAN
“Penyimpangan
Budaya Turun Menurun Berupa Pembelian Kunci Jawaban Ujian Nasional di Sekolah
Menengah Atas”

Disusun Oleh :
Indah
Erika Sari
12818244022
Pendidikan
Akuntansi (Internasional)
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Negeri Yogyakarta
2013
DAFTAR
ISI
PENDAHULUAN
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi
(budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia. Secara umum budaya adalah suatu
cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Sekolah adalah sebuah lembaga yang
dirancang untuk pengajaran peserta didik di bawah pengawasan guru. Sekolah dan
budaya adalah dua kata saling berhubungan erat yang dapat disatukan menjadi
budaya sekolah. Budaya sekolah adalah keyakinan dan nilai-nilai milik bersama yang
menjadi pengikat kuat kebersamaan mereka sebagai warga suatu masyarakat. Jika
definisi ini diterapkan di di sekolah, sekolah dapat saja memiliki sejumlah
kultur dengan satu kultur dominan dan kultur lain sebagai subordinasi.( Kennedy, 1991 ) .
Budaya dan Sekolah tidak dapat dipisahkan,
karena keduanya merupakan entitas yang saling mencakupi. Kegiatan pendidikan di
sekolah merupakan proses pembudayaan, artinya
pendidikan membuat siswa menjadi berbudaya. Kebudayaan merupakan salah satu
landasan bagi pendidikan di sekolah, karena di dalamnya terkandung nilai nilai
kehidupan yang dapat menjadi pedoman
hidup bagi siswa ketika pendidikan dan pembelajaran itu berlangsung.
Penyimpangan kebudayaan adalah suatu bentuk
ketidakmampuan seseorang menyerap budaya yang berlaku sehingga bertentangan
dengan budaya yang ada di masyarakat. Dalam konteks ini yang dimaksud adalah
penyimpangan yang dilakukan oleh siswa ketika berada disekolah. Dijaman
sekarang banyak siswa yang marak melakukan penyimpangan terhadap budaya di
sekolah. Salah satu bentuk penyimpangan tersebut adalah membeli kunci jawaban
ketika ujian nasional hampir diselenggarakan.
Dari uraian diatas maka saya tertarik
mengangkat judul Penyimpangan Budaya Turun Menurun Berupa Pembelian Kunci
Jawaban Ujian Nasional di Sekolah Menengah Atas dari tema Budaya Sekolah dan
makalah ini saya susun untuk memenuhi tugas sosiologi-antropologi pendidikan.
1.
Faktor Apa saja yang mempengaruhi siswa SMA untuk membeli kunci
jawaban soal ujian nasional?
2.
Bagaimana cara mengatasi agar siswa SMA tidak melakukan kecurangan
dengan membeli kunci jawaban soal ujian nasional ?
- Tujuan
Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Antropologi Pendidikan pada
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta Program Studi Pend.Akuntansi
Internasional 2012.
- Tujuan
khusus
a.
Untuk mengetahui factor factor yang mempengaruhi siswa SMA membeli
kunci jawaban soal ujian nasional.
b.
Untuk mengetahui cara-cara agar siswa SMA tidak melakukan kecurangan
dengan membeli kunci jawaban soal ujian nasional.
Dalam penyusunan
makalah ini saya menggunakan metode literatur, yaitu dengan membaca beberapa literatur yang berhubungan
dengan pokok bahasan yang bersumber dari internet.
5.1
Manfaat
a. Dapat mengetahui
kecurangan yang dilakukan siswa SMA ketika ujian nasional akan diselenggarakan.
b. Dapat mengetahui
mata pelajaran yang dianggap siswa SMA sebagai momok Ujian Nasional.
PEMBAHASAN
Di
jaman sekarang ini, banyak siswa SMA yang melakukan kecurangan dalam menghadapi
ujian nasional. Tak hanya sekedar mencontek ,hal yang sudah tak asing lagi
adalah membeli kunci jawaban soal ujian nasional. Faktor –faktor yang
mempengaruhi hal tersebut antara lain adalah Kurangnya rasa percaya diri. Siswa
SMA merasa cemas ketika mencoba mengerjakan ujian dengan usaha sendiri. Mereka
tidak yakin dengan apa yang mereka kerjakan sehingga mereka melakukan
penyimpangan dengan merogoh goceng yang tak sedikit, untuk membeli kunci
jawaban. Rasa ketidakpercayaan tersebut biasanya timbul karena banyak siswa
yang masih kurang belajar untuk menghadapi ujian nasional.
Faktor
dominan yang menyebabkan siswa melakukan penyimpangan tersebut adalah keinginan
lulus Ujian Nasional dengan nilai tinggi untuk menembus perguruan tinggi
favorit secara mudah. Hal tersebut membuat siswa mudah percaya dengan iming-iming
adanya kunci jawaban dan memacu hasrat untuk memiliki kunci tersebut sebagai
pembantu masuk perguruan tinggi favorit. Meskipun harganya dibilang cukup mahal
namun mereka tetap saja membeli kunci
tersebut yang belum tentu kebenarannya.
Adanya tradisi turun menurun dari setiap
generasi ke generasi selanjutnya juga menjadi salah satu faktor penyebab
terjadinya kecurangan saat ujian nasional hampir diselenggarakan. Biasanya
siswa membeli kunci jawaban ujian nasional dari channel generasi sebelumnya.
Apabila generasi sebelumnya lulus 100 % maka generasi selanjutnya pun tak mau
kalah. Mereka tentu mencari tahu bagaimana agar lulus seperti kakak tingkatnya.
Setelah tahu jika ternyata generasi sebelumnya lulus 100 % karena melakukan
pembelian kunci jawaban, generasi berikutnyapun akan melakukan hal yang sama.
Jika ternyata kunci jawaban tersebut
terbukti sangat akurat maka otomatis generasi selanjutnya juga akan melakukan
pembelian kunci jawaban dari generasi yang berhasil lulus tersebut. Biasanya
pembelian kunci jawaban dilakukan secara massal dengan iuran setiap siswa yang
ada di satu sekolah.
Memang cukup sulit untuk mengatasi
pembelian kunci jawaban. Rasa ketidakpercayaan yang timbul, ambisius untuk
menjadi mahasiswa perguruan tinggi favorit dan tradisi turun temurun cukup
sulit untuk dihilangkan.Namun sebenarnya ada hal yang dapat dilakukan untuk
mengatasi kecurangan tersebut. Salah satu diantarnya adalah menambah jam
belajar siswa di sekolah agar mereka lebih menguasai materi ujian nasional.
Sehingga ketika mengerjakan ujian nanti
siswa tidak akan menganggap ujian nasional tersebut seperti momok yang
menyeramkan. Tetapi mereka menganggap ujian adalah hal yang mudah karena telah
mempersiapkan diri dengan menguasai materi jauh hari sebelum ujian nasional
diselenggarakan.
Hal lain yang dapat dilakukan adalah
dengan memberikan motivasi dan doa kepada siswa. Pihak sekolah dapat
mendatangkan seorang motivator atau trainer untuk memotivasi siswanya. Dengan
begitu maka siswa akan lebih siap ketika akan menghadapi ujian nasional karena
telah mendapatkan motivasi yang membuat mereka semangat. Tak lupa juga untuk
menanamkan doa agar siswa yakin bahwa ketika ujian nasional nanti sesungguhnya
yang dapat memberikan pertolongan hanyalah
Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga mereka akan selalu berdoa dan berusaha
untuk menghadapi ujian nasional.
Pencegahan pembelian kunci jawaban ujian
nasional juga dapat dikendalikan oleh aparat Negara. Salah satu aparat Negara yang
dapat berperan adalah polisi. Polisi harus lebih siaga agar tidak terjadi
transaksi jual beli kunci jawaban ketika musim ujian nasional. Penjagaan soal
harus lebih diperketat agar tidak ada oknum-oknum yang melakukan tindak
pencurian soal dan jawaban ujian nasional. Apabila telah terjadi pencurian maka
oknum yang melakukan pencurian terhadap soal dan jawaban ujian nasional harus
dihukum secara adil.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Faktor
yang menyebabkan maraknya pembelian kunci jawaban adalah ketidakyakinan siswa
ketika akan menghadapi ujian nasional. Keinginan untuk mendapatkan perguruan
tinggi favorit juga menjadi salah satu pemicu kegiata transaksi jual beli kunci jawaban ujian
nasional. Selain itu budaya turun menurun antar generasi juga menjadi salah
satu factor terjadinya pembelian kunci jawaban ujian nasional. Hal itu dapat
dicegah dengan memberikan jam tambahan
belajar di sekolah, memberikan motivasi dan yang tak kalah penting adalah
pengendalian yang harus dilakukan oleh aparat Negara. Sehingga dengan begitu
transaksi jual beli kunci jawaban ujian nasional dapat berkurang.
3.2 Saran
Saran saya agar pembelian kunci jawaban
tidak marak lagi adalah memberikan hukum yang lebih tegas kepada oknum oknum
yang mencuri dan mengedarkan kunci jawaban ujian nasional tersebut. Karena
Sumber utama jual beli kunci jawaban berasal dari oknum oknum yang melakukan
tindakan menyimpang.